Kementerian PUPR menargetkan akan membangun 175 ribu rumah subsidi berkonsep ramah lingkungan atau green housing. Rumah ini nantinya ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Haryo Bekti Martoyoedo mengatakan, Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon di Tanah Air, sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia mencapai net zero emission.
Di tahun ini, pemerintah menargetkan 50 ribu rumah subsidi ramah lingkungan sebagai pilot project dan pada 2023 diharapkan selesai digarap. Sedangkan di tahun 2024 ditargetkan telah dibangun 175 ribu green housing.
"Target untuk 2022 ini 50 ribu rumah berkonsep hijau sebagai piloting dan ditargetkan rampung 2023," ujar Haryo dalam WSBI Meeting 2022 di Bali, Jumat (16/12).
Sementara di tahun 2030, pemerintah menargetkan 1 juta rumah sudah dibangun dengan konsep green housing dan pada 2050 ditargetkan 100 persen rumah subsidi sudah dibangun dengan konsep green housing.
Dalam bahan materi Kementerian PUPR yang diterima kumparan, proyek green housing tersebut akan menghemat air hingga 21 persen karena menggunakan low flow faucet untuk kamar mandi dan toilet jongkok.
Sementara untuk listrik menggunakan panel surya, yakni 2 PV module monikristalin 540 wp/PV hingga inverter 800 watt. Penggunaan ini bisa mengurangi 0,856 ton emisi co2 di tahun pertama penggunaan.
Selain itu, pencahayaan rumah akan menggunakan lampu LED 5-7 watt, panel surya PV 900-1.000 watt peak, dan ventilasi natural. Penggunaan ini akan menghemat energi hingga 72 persen.
Haryo menuturkan, saat ini pemerintah bersama pengembang dan perbankan terus berdiskusi untuk menyiapkan sejumlah insentif pembangunan rumah ramah lingkungan tersebut. "Saat ini akan terus dibahas bersama untuk berbagai insentif tersebut bersama degan developer, perbankan, dan pemerintah," jelasnya.
0 Komentar